Kegiatan Orientasi Siswa, Pentingkah?

saya sering mendapat pertanyaan dari beberapa orang yang dirinya maupun keluarganya yang akan mengikuti kegiatan kegiatan Orientasi siswa, mungkin ini disebabkan saya pernah ikut kegiatan tersebut sebagai peserta dan juga pernah menjadi panitia selama beberapa tahun. ada 2 pertanyaan yang sering di ajukan orang-orang kepada saya terkait kegiatan tersebut; pertama, pentingkah kegiatan Orientasi tersebut? dan yang kedua, apakah Orientasi siswa itu merupakan ajang balas dendam Siswa senior kepada junior yang baru masuk?

dua pertanyaan yang juga sempat menjadi pertanyaan saya dulu ketika pertama kali mengikuti kegiatan tersebut, dan melalui tulisan ini saya ingin berbagi penjelasan yang saya rangkum dari hasil pengamatan saya selama ini.

setiap tahun, kita mengenal yang namanya Orientasi siswa, sebuah kegiatan tidak resmi tapi di akui yang diadakan ketika siswa baru diterima pada lembaga pendidikan. kenapa saya mengatakan tidak resmi karena sepengetahuan saya kegiatan ini bukan diadakan oleh lembaga pendidikan melainkan hanya inisiatif dari organisasi-organisasi yang berada di lingkungan lembaga pendidikan tersebut, semisalnya Osis di tingkat Sekolah Menengah dan Bem di tingkat Sekolah tinggi, di balik itu meski kegiatan ini tidak resmi namun di akui dan mendapat persetujuan serta dukungan sekolah maupun Universitas tempat kegiatan itu dilaksanakan, sebagai bukti di akuinya kegiatan ini adalah kegiatan ini biasanya di resmikan atau di buka oleh pimpinan lembaga pendidikan tersebut semisalnya kepala sekolah ataupun rektor universitas. 

seluruh lembaga pendidikan di Indonesia tidak pernah lepas dari yang namanya Orientasi siswa meski dengan nama berbeda seperti MOS (Masa Orientasi Siswa) di sekolah menengah atau Ospek (Orientasi Siswa dan Pengenalan Kehidupan Kampus) di lembaga pendidikan tinggi, dan masih banyak lagi nama-nama yang lain. termasuk juga di Universitas Kutai Kartanegara yang menggunakan nama PK2 (Pengenalan Kehidupan Kampus) yang baru saja di langsungkan seminggu yang lalu tepatnya dari hari kamis tanggal 6 hingga 8 September 2012 di lingkungan kampus yeng memiliki julukan kampus ungu tersebut.

agar tidak melenceng dari topik yang ingin saya bahas maka tulisan saya kali ini bukan membahas kegiatan Orientasi di kampus Unikarta tersebut maupun di lembaga pendidikan lainnya, melainkan saya ingin membahas pentingnya Orientasi siswa dan pelurusan akan kesalahan persepsi bahwa kegiatan Orientasi tidak lebih dari sekedar ajang pembalasan siswa Senior kepada Juniornya.

kembali ke awal tulisan ini yaitu tentang 2 pertanyaan yang sering di ajukan kepada saya. untuk pertanyaan pertama mengenai penting tidaknya kegiatan ini, saya katakan bahwa hal itu bergantung dari diri kita sendiri dan juga mungkin bergantung dari lembaga pendidikan tersebut, sedikit yang saya ketahui ada beberapa lembaga pendidikan yang mewajibkan keikutsertaan siswanya dalam kegiatan orientasi dengan menjadikan sertifikat peserta orientasi tersebut sebagai bagian dari syarat untuk bisa menyusun tugas akhir dan sebagainya. lalu bagaimana bila lembaga tersebut tidak mewajibkan-nya apakah Orientasi siswa tetap penting di ikuti?, seperti saya katakan hal itu kembali kepada diri kita sendiri.

orientasi siswa adalah kegiatan yang bertujuan untuk memberikan arahan kepada siswa baru agar mereka mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan yang baru, biasanya materi-materi orientasi meliputi sistem pembelajaran yang diterapkan lembaga tersebut, penjelasan tentang hak dan kewajiban siswa, penjelasan tentang tata administrasi di lembaga tersebut, pengenalan terhadap fasilitas-fasilitas yang dimiliki lembaga tersebut hingga penyampaian tentang berbagai organisasi yang terdapat di lingkungan pendidikan tersebut. jadi ketika kita bertanya penting tidaknya kegiatan orientasi siswa maka yang patut kita pertanyakan adalah perlu tidaknya kita mengetahui keadaan lemabaga pendidikan tersebut agar kita mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan baik ketika nanti telah telah terjun ke dalam kegiatan belajar mengajar di lembaga tersebut. bila kita merasa perlu mengetahui hal itu maka jawaban saya adalah penting bagi kita mengikuti kegiatan orientasi siswa.

untuk pertanyaan kedua, apakah kegiatan orientasi siswa adalah ajang balas dendam para senior?.  untuk pertanyaan tersebut saya akui  pertanyaan tersebut tidak salah mengingat publik sering di suguhi berita kekerasan siswa senior kepada junior yang mengakibatkan korban jiwa di beberapa kegiatan Orientasi, sehingga sebagian masyarakat khawatir akan keselamatan anggota keluarganya yang mengikuti kegiatan Orientasi siswa. untuk menjawab hal itu saya ingin menegaskan bahwa kegiatan Orientasi bukan ajang balas dendam senior kepada junior. kegiatan orientasi murni bertujuan untuk mengenalkan lingkungan baru kepada para junior, agar mereka mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan yang akan mereka masuki. 

orientasi siswa itu selain bertujuan sebagai adaptasi siswa baru seperti penjelasan saya pada pertanyaan pertama, juga bertujuan agar sesama peserta orientasi atau bahkan antara junior dan senior saling mengenal sehingga pertemanan terjalin lebih awal sebelum mereka di pisahkan oleh kelas-kelas dan jadwal belajar yang berbeda, kita tentu tahu bahwa biasanya lembaga pendidikan itu dalam setiap tingkatannya tidak hanya memiliki satu kelas melainkan beberapa kelas, semisalnya ada kelas tujuh A, B, C dan seterusnya, begitupun pada universitas ada semester 1 A, B, C dan seterusnya. bila tidak adanya orientasi siswa maka para siswa baru ini hanya akan mengenal teman-teman dari kelas mereka saja dan jarang sekali mengenal siswa-siswa dari kelas lain, dalam tingkatan universitas para mahasiswa hanya akan mengenal teman-teman yang sekelas dan sejurusan.

di sini pentingnya sebuah orientasi agar mereka bisa berinteraksi dan mendapat teman baru yang berada dikelas dan jurusan berbeda. sebagai pengalaman saya ketika menjadi peserta atau panitia orientasi yang membuat saya mempunyai banyak teman dari kelas lain dan jurusan yang berbeda dengan yang saya ambil karena pada waktu orientasi semua peserta di kumpulkan dalam satu kegiatan tanpa membedakan kelas-kelasnya. jadi sudah jelas pentingnya keikutsertaan pada kegiatan orientasi siswa. 

kembali kepada pertanyaan kedua mengenai kekhawatiran akan kasus-kasus kekerasan yang mencoreng tujuan dari kegiatan orientasi, sebenarnya berpulang dari sistem acara dan pengawasan selama kegiatan berlangsung, saya sendiri berpendapat tidak ada panitia yang memasukkan kegiatan kekerasan dalam agenda acaranya, jadi tidak perlu khawatir. 

mungkin ini jawaban dan penjelasan yang bisa saya berikan terkait pertanyaan mengenai kegiatan orientasi siswa, saya akui masih terdapat beberapa kekurangan dari penjelasan saya jadi bagi yang ingin menambahkan penjelasan tersebut saya persilahkan atau mungkin bagi yang punya pendapat berbeda bisa menyampaikan pendapatnya?

by,

A M

Leave a Reply

Jangan Lupa tinggalkan Komentar ya