LUKISAN KEBAIKAN



Pernah lihat lukisan abstrak? mungkin pernah lihat di televisi? Kalau belum pernah, ya mungkin pernah lah dengar yang namanya lukisan abstrak? Masih belum pernah lihat dan belum tau apa itu lukisan abstrak? Wah saya sudah tidak bisa bicara lagi selain cuma bisa bilang kasian amat ya,..haha
Sebenernya sih saya juga belum pernah lihat langsung lukisan abstrak, tapi ya saya tau lah lukisan abstrak itu gimana. Itu loh lukisan yang kelihatannya tidak berbentuk, malah terlihat seperti sembarang corat-coret di kanvas dan bagi orang awam lukisan tersebut tidak memiliki nilai keindahan bila disandingkan dengan lukisan alam atau lukisan-lukisan yang lain. Tapi jangan salah, lukisan abstrak di mata pelukisnya atau di mata orang-orang yang tau tentang seni/seniman, lukisan seperti itu mempunyai makna yang sangat dalam di balik bentuknya yang tidak jelas dan tentu saja memiliki nilai seni yang tinggi hingga nilai jualnya pun bisa selangit harganya.
Sudah paham kan apa itu lukisan abstrak, syukurlah kalau sudah paham. Bagi yang belum paham bisa searching saja di om google soalnya tulisan ini bukan mau bahas tentang lukisan abstrak apalagi mau promosi, hehe,,..Tapi mau mengaitkan antara lukisan abstrak sama kebaikan, sesuai judul tulisan ini “lukisan kebaikan”. Loh ada sangkut paut apa kebaikan sama lukisan?.
 Seperti yang kita ketahui berbuat baik adalah salah satu perilaku terpuji, dan apabila kita melakukannya tentu saja akan mendapat pahala dan mungkin juga pujian atau penghormatan dari orang lain. Berbuat baik itu bisa bermacam-macam, ada yang menolong anak yatim, menyumbang masjid atau sekedar menyingkirkan duri di jalan juga bisa di sebut berbuat baik. Tapi ada juga kebaikan yang oleh sebagian orang malah terlihat seperti keburukan hingga tidak sedikit orang yangmencela kebaikan yang dilakukan.
Contoh dari kebaikan ini mungkin kita bisa mengingat lagi perjalanan Nabi Musa As ketika berguru kepada Nabi Khaidir As, ingat bagaimana Nabi khaidir melobangi kapal yang memberi mereka tumpangan untuk menyeberangi lautan, atau bagaimana ketika Nabi Khaidir membunuh seorang anak kecil yang masih polos (jangan di tiru) dan kemudian malah memperbaiki sebuah rumah yang hampir rubuh di suatu perkampungan padahal penduduknya tidak bersikap ramah pada mereka. Tentu saja perbuatan-perbuatan tersebut di ingkari oleh Nabi Musa, karena dalam pandangannya perbuatan tersebut tercela dan tidak pantas untuk di lakukan. Tapi setelah mendapat penjelasan barulah Nabi Musa sadar bahwa ternyata ada makna yang tersimpan di balik perilaku Nabi Khaidir As tersebut.
Ada lagi contoh dari pengalaman seorang kompasioner yang aku lupa namanya, dalam artikelnya di ceritakan bagaimana salah pahamnya dia kepada teman satu kantornya yang terlihat sangat kikir dimatanya. Bagaimana tidak, hutang yang hanya seberapa ribu rupiah saja terus di tagihnya dan selisih sedikit saja di slip gajinya pun di persoalkan. Malah kadang yang membuat kompasioner ini dan beberapa rekannya yang lain adalah teman sekantor mereka yang satu ini berani menagih di depan umum untuk hal-hal yang di anggap kecil tadi, tentu saja itu memalukan. Tapi yang tidak dia sadari (disadari kemudian hari) sebenarnya tujuan temannya itu adalah agar sang kompasioner terlepas dari dosa hutang yang terlupakan, karena walau sekecil apapun hutang tetap akan di hitung di hari pembalasan kelak. Dan yang lebih mengejutkan dia adalah teman yang di kenal sebagai orang pelit di mata mereka ini ternyata adalah penyumbang terbesar pada sebuah panti asuhan tanpa mereka ketahui .
Dari dua contoh diatas kita bisa lihat ternyata ada kebaikan-kebaikan yang terlihat seperti bukan kebaikan di mata umum, dan malah di pandang buruk oleh orang-orang yang melihatnya karena mereka belum tahu maksud dan tujuan dari tindakan tersebut. Tapi itulah kebaikan yang di umpamakan seperti lukisan abstrak tadi, hanya orang-orang tertentu yang memahami inti sebuah perbuatan saja yang bisa melihatnya. Wallahu a’lam bish-shawabi.

Tenggarong, 20 Mei 2014

Leave a Reply

Jangan Lupa tinggalkan Komentar ya