HELM dan ujian rasa syukur

"Rezeki itu ditangan Allah" begitulah kata orang. Dan hal itupun yang sering saya ucapkan pada diri sendiri disetiap mendapat rezeki maupun saat tertimpa musibah. rezeki adalah kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada hambanya berupa kenikmatan dunia seperti kesehatan, kehidupan yang lebih baik, harta, dan benda. rasa syukur sendiri adalah ungkapan terima kasih kita atas segala kenikmatan yang Allah berikan tersebut dan kita juga harus bersabar ketika Allah mengambil kenikmatan tersebut karena bisa saja itu adalah jawaban Allah sebab kurang bersyukurnya kita atas nikmat yang diberikan dan bisa juga itu merupakan ujian/peringatan atas kenikmatan tersebut. 

lalu apa hubungannya dengan Helm?
yupz, helm merupakan percontohan yang saya ambil mengenai rasa syukur berdasarkan pengalaman saya. pengalaman ketika helm saya hilang 2 kali dalam waktu kurang dari 2 bulan yang terakhir kejadiannya baru tadi siang di samarinda, namun setelah saya pikir mungkin berkaitan dengan rasa syukur saya. ceritanya begini, awalnya saya memiliki Helm yang berwarna hitam sewarna dengan sepeda motor saya yang juga berwarna hitam dan itu bertahan beberapa lama hingga saya membeli sepeda motor matic bewarna biru. setelah beberapa bulan saya masih tetap bersyukur akan hal itu, tetapi kemudian terbetik dalam hati saya bahwa akan lebih baik seandainya saya memiliki helm yang sepadan dengan motor baru saya, sehingga kemudian timbul niatan untuk mengganti helm yang menandakan rasa kurang bersyukurnya saya atas helm itu, dan ternyata Allah mengabulkan niat saya. malam itu seperti kegiatan rutin saya di setiap malam jumat yaitu mengisi mentoring anak-anak Rohis (kerohanian islam) salah satu sekolah menengah atas di Tenggarong, maka sayapun berangkat ke sekolah tersebut seperti biasa dan seperti biasa pula memarkir sepeda motor dan menaruh helm pada spion sepeda motor. kebetulan malam itu tema yang saya bicarakan tentang keikhlasan dan dalam bahasan saya tersebut saya memberikan nasehat agar ikhlas dan bersabar terhadap segala sesuatu termasuk kehilangan barang karena semuanya hanya titipan Allah SWT.

pada + pukul 9 saya akhiri mentoring malam itu dan bersegera untuk pulang, namun yang ketika saya sudah tiba di parkiran ternyata helm saya sudah tidak ada lagi, setelah saya kesana kemari mencari alamat palsu (kok malah jadi lagu ayu ting-ting). lama saya mencari helm itu juga tidak saya temukan, dan semakin yakin lah saya bahwa helm saya sudah dibawa kabur, padahal selama saya mengisi mentoring di sekolah tersebut helm saya baik2 saja tidak pernah ada yang mengganggu. saya berfikir mungkin ini adalah cobaan berdasarkan materi saya malam ini yaitu keikhlasan.

karena memang seperti niat awal saya yang ingin mengganti Helm besoknya saya langsung berangkat membeli helm merk yang sama dengan warna yang sudah disesuaikan dengan motor saya yaitu warna biru, saya bersyukur masih ada razeki untuk membeli helm, namun ternyata bukan cuma rasa syukur yang terbersit dihati melainkan juga sebuah ungkapan dalam hati yang mungkin bisa dibilang nazar bahwa bila helm ini hilang lagi maka saya tidak akan membeli helm merk itu lagi sebab merk itu memang merk yang lagi di gandrungi anak-anak muda di kota raja sehingga rawan untuk di curi. sekitar sebulan setelah membeli helm tersebut saya mulai lagi kurang bersyukur dan merasa kurang sreg dengan helm tersebut sehingga Allah kembali menjawab rasa kurang bersyukur tersebut.

senin itu saya berniat ke kota samarinda untuk membeli buku bacaan pengisi waktu luang, sekalian untuk menemani salah seorang teman saya memasukkan berkas beasiswa kaltim di dinas pendidikan. nah di sinilah peristiwa itu terjadi, setibanya di dinas pendidikan saya memarkir motor saya di halaman luar bersama puluhan motor lainnya (saya tidak tahu ternyata di dalam gedung ada lahan parkir yang masih kosong) dan untuk menjaga keamanan helm kali ini saya mengaitkan helm pada kaitan yang terdapat didalam jok. dan kondisi di jalan waktu itu sangat macet sehingga saya pikir helm bakalan aman soalnya orang nekat mana yang mau nyuri helm di siang bolong saat lalu lintas padat.

dengan tenang kami masuk ke dalam mengurus berkas beasiswa (yang saya pikir bakalan cepat) hingga pukul 4 sore, setelah beres kami keluar dan berniat melanjutkan perjalanan ke gramedia atau ke toko buku aziz, namun lagi-lagi helm itu hilang entah kemana. saya cek ke dalam jok tidak tertinggal sisa helm yang artinya pencurinya tidak memotong helm saya, mungkin saja dia moncongkel jok saya untuk melepas kaitan helm, tapi anehnya suasana diluar masih ramai. hebat juga saya pikir maling ini, nekat mencuri di siang hari.

akhirnya rencana membeli buku batal dan terpaksa berganti membeli helm ke toko helm yang ada tidak jauh dari dinas pendidikan. agak gaer (bahasa kutai untuk takut) juga saya bersepeda motor tanpa helm di ibu kota provinsi ini, dan sesuai nazar saya tidak lagi membeli merk yang sama seperti sebelumnya. melayanglah sudah uang yang sedianya buat membeli buku.

lama saya berfikir setelah kejadian tersebut, bahwa ternyata rezeki bisa Allah ambil dan berpindah ke orang lain bila kita kurang mensyukuri. bagi saya mungkin helm itu hanya sampai di situ menjadi rezeki saya dan kini menjadi rezeki orang lain meski dengan cara yang tidak baik. semuanya menyadarkan saya betapa kita harus bersyukur terhadap rezeki yang diberikan Allah SWT, sekecil apapun itu. karena bisa saja Allah menarik kembali rezeki tersebut untuk memberi kita peringatan akan pentingnya rasa bersyukur.

Note: semoga kali ini helm saya tidak hilang lagi.

Leave a Reply

Jangan Lupa tinggalkan Komentar ya