WASPADALAH, ANDA BERADA DI ZONA GOSIP!!!




Judul diatas bukan untuk menakuti, tapi begitulah keadaannya. Zaman sekarang seiring berkembangnya kehidupan manusia ternyata praktek pergosipan juga ikut berkembang seperti jamur, tidak Cuma di depan pintu sembari menanti tukang sayur lewat, atau sembari menjaga anak yang sedang bermain diluar, gosippun mulai merambah ke dalam kantor-kantor bahkan hingga didalam mejelis-majelis taklim ibu-ibu. Dan bukan hanya berhenti di situ, di dalam rumah pun kita akan disuguhi tayangan-tayangan infotainment yang sarat dengan gosip seputar kehidupan para selebriti, ketika online didunia mayapun banyak gosip-gosip yang bertebaran di jejaring-jejaring sosial.
Jadi wajarlah kiranya saya mengatakan bahwa kita berada di zona gosip atau lingkungan yang memungkinkan untuk hadirnya berita-berita gosip. Sulit mencari tempat yang tidak ada orang sedang bergosip, tentu bukan saja kaum wanita namun juga bisa melanda kaum pria, gosip seakan menjadi sebuah keharusan dalam obrolan sehingga muncul sebuah anggapan bahwa obrolan tidak akan menarik tanpa bergosip.
Sangat asyik memang sebuah obrolan yang diselingi gosip, menceritakan aib tetangga, teman bahkan keluarga sendiri terasa seolah-olah kita sudah merasa benar apalagi lawan bicara kita ikut menimpali apa yang kita bicarakan maka lengkaplah sudah obrolan hari itu. Tapi sadar atau tidak gosip hanya membuang-buang waktu kita saja dan sangat tidak bermanfaat. Coba kita bayangkan seorang ibu yang sedang membeli sayur tentu dia akan lebih cepat memilih sayur yang akan dibelinya dan pulang untuk melakukan urusan rumah tangganya jika saja dia tidak berlama didepan tukang sayur sambil asyik bergosip dengan rekannya sesama pembeli sayur, atau seorang karyawan tentu akan cepat menyelesaikan laporan yang menumpuk dimejanya jikalau saja dia tidak pergi ke meja disebelahnya untuk menggosipkan tentang rekan mereka sesama karyawan.
Lalu bagaimanakah caranya agar kita bisa menghindari gosip?
Selalu ada jalan untuk kebaikan, dan tentu ada banyak jalan agar kita tidak terjebak di lingkungan gosip. Pertama, kita harus yakinkan diri bahwa perkerjaan kita akan lebih cepat selesai kalau tanpa diselingi gosip bersama rekan kerja maupun tetangga. Kedua, yakinlah bahwa tidak ada keuntungan dibalik bergosip selain hanya menimbulkan permusuhan (kalau kata orang sini “emang gosip bisa jadi beras?”). ketiga, kita harus tahu bahwa yang kita dengar belum tentu benar dan mungkin saja itu hanyalah sebuah fitnah dan kita tidak selayaknya berbicara atau mendengar sesuatu yang belum diketahui kebenarannya. Keempat, sadarlah meskipun yang kita gosipkan adalah sebuah kebenaran namun itu sama saja dengan membuka aib orang lain yang Allah SWT firmankan dalam Al Quran Surah  Al-Hujurat Ayat 12 “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka , karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang". Kelima, gantilah kegiatan gosip kita dengan hal-hal yang bermanfaat misalnya dengan membaca buku (jangan pula buku yang dibaca bertemakan gosip), atau bisa juga dengan melakukan diskusi. Masih banyak hal lain yang lebih bermanfaat yang bisa kita lakukan selain bergosip.

Lalu apakah semua gosip itu dilarang?
Sebenarnya gosip itu hukumnya adalah haram, namun ada beberapa kondisi yang membolehkan diantaranya sebagai berikut:

1. Orang yang teraniaya boleh menceritakan dan mengadukan kedzaliman orang yang menzhaliminya kepada seorang penguasa atau kepada yang berwenang memutuskan suatu perkara dalam rangka menuntut haknya.

2. Meminta bantuan untuk menyingkirkan kemungkaran dan agar orang yang berbuat maksiat kembali ke jalan yang benar. Hal itu dilakukan dalam rangka minta tolong untuk mencegah kemungkaran dan mengembalikan orang yang bermaksiat ke jalan yang hak.

3. Meminta fatwa akan sesuatu hal. Walaupun kita diperbolehkan menceritakan keburukan seseorang untuk meminta fatwa, untuk lebih berhati-hati, ada baiknya kita hanya menyebutkan keburukan orang lain sesuai yang ingin kita adukan, tidak lebih.

4. Memperingatkan orang lain dari beberapa kejahatan, contohnya: seorang saudara kita berkenalan dengan seseorang yang kita ketahui pasti bahwa dia adalah seorang pemabuk dan sering mengambil barang yang bukan haknya, maka kita boleh memberitahu dan menerangkan kepada saudara kita tentang perilaku orang tersebut dengan tujuan kebaikan dan tidak ditambah-tambahi.

5. Memanggil dengan gelaran atau ciri-ciri yang melekat misalnya si pincang, si buta, sibotak dll, dengan harapan agar orang lain langsung mengerti. contohnya ketika kita ingin bertamu ke rumah seorang teman sedangkan kita sendiri kurang tahu nama lengkapnya atau di daerah tersebut nama itu di miliki oleh beberapa orang maka kita boleh menyebut si fulan yang kakinya pincang, dll. Tapi bukan bertujuan untuk menghina orang tersebut.

Nah, semoga tulisan ini bisa menyadarkan kita dan menjauhkan kita agar tidak terseret kedalam zona gosip. Waspadalah, waspadalah...

Catatan : tulisan ini terinspirasi karena disetiap tempat dan kesempatan penulis selalu bertemu dengan orang-orang yang melalaikan perkejaan dan asik bergosip.

2 Responses so far.

  1. admin says:

    artikel yg menarik gan, daripada gosip mending kita belajar dan share ilmu ya gan, salam kenal www.edikomputer.com

  2. Unknown says:

    salam kenal juga...
    makasih atas kunjungannya

Leave a Reply

Jangan Lupa tinggalkan Komentar ya